17 Maret 2014

Lelah

Sudah lama aku mencari diriku. Bahkan hingga terlalu lelah. Sampai dimana kelelahan itu masuk dan merusak sel-sel dalam sistem jaringan tubuhku. Membuyarkan jaringan-jaringan dalam sebuah organ dalamku.
Hatiku... 
Aku terlalu kejam mengoyaknya dengan tanganku sendiri. Menikam nurani didalamnya dengan dosa yang kuperbuat setiap hari. Bukan lagi perasaan cinta yang mengoyak dan menikamnya, melainkan keterpaksaan untuk membuatnya sempurna.
Mataku...
Pupilnya telah mengecil, dan selaput kornea pun telah memerah. Rabun. Kantungnya pun telah membengkak. Bukan insomnia, melainkan ketidaksengajaan cairan dari dalam mataku keluar terus dan terus.
Kakiku...
Aku terlalu tega memaksakannya berjalan sangat... sangat... dan sangat... jauh. Hingga telapaknya retak dan kukunya bernanah. Bukan untuk mendaki, namun mencari tujuan yang sampai saat ini belum bisa kuraih.
Sampai kapan aku bisa memenangkan diriku sendiri?
Ketidaknyamanan ini menyiksa. Kesakitan ini mematikan. Dan...
Kebutaan ini menyesatkanku.
Mungkin, memang untuk meraih kemenangan itu tak pernah ada dalam kenyamanan...

3 Februari 2014

Me-ta-mor-fo-sa

Tidak banyak orang menyadari bahwa telah terjadi perubahan dalam dirinya, dan membiarkan perubahan itu terjadi sebagaimana mestinya. Tapi, nggak banyak orang pula menyukai perubahan. Perubahan pada hati misalnya. *eh* *fokus fokus fokus*
Bukan perkara hati, melainkan jiwa. Karena apalah arti seonggok hati, tanpa ada sebuah jiwa yang membuatnya utuh. Sebuah jiwa yang rapuh akan melahirkan hati yang ringkih. Dan sebuah jiwa yang teguh akan membuat sebuah hati yang meskipun bersuasana gaduh akan terasa damai.
Bukan perkara raga, melainkan karakter. Karena apalah arti dari seonggok raga yang bergerak, tanpa ada sebuah karakter yang hidup didalamnya. Sebuah karakterlah yang memunculkan presepsi dari setiap mata yang menilainya. Menimbulkan beberapa prasangka-tak-bertanggungjawab yang berawal dari rasa keingintahuan untuk sekedar mengenal karakter itu lebih dekat. 
Jadi, bagian dari tubuh mana yang bermetamorfosa? Hati? Jiwa? Raga? Atau karakter? 
Jika salah satu dari mereka bermetamorfosa; Bagaimana mekanisme, siklus, gejala, perubahan dari bentuk 'apa' ke bentuk 'apa', dan segala bla bla bla lainnya. Maka kemudian hadirlah tanda tanya yang mengantarku menjamah halaman blog lusuh dan berisi tulisan sampah seorang remaja labil yang (dulu) usianya belum menginjak angka kepala 2 ini. Yaudasik, bolehlah menghiraukan kalimat kedua terakhir sebelum kalimat ini.
Dengan ritme rasa keingintahuanku yang lebih besar dari biasanya, aku tetap mencoba menyelami pertanyaan-pertanyaan itu, meskipun akhirnya aku tenggelam. Apa cuma aku yang tak memahami diriku? Entahlah. Aku masih tenggelam. Ya, tidak hanya terhanyut namun lebih parah lagi.
Aku tak mau menenggelamkan diri terlalu lama. Sesak. Maka, aku coba untuk menyudahinya. Dan aku berhasil. 
Tenang... tenang... tenang...
Dan ketenangan ini yang menjadikan titik terang itu menggumpal.
Oke...
Perubahan ternyata tidak selalu baik. Perubahan juga bisa menjadi ketakutan bagi pemiliknya. Dan satu-satunya perubahan yang aku takutkan adalah perubahan yang positif, namun melewati jalan yang salah. Ketakutan yang semena-mena menyerang dada sampai tulang rusukku, menjadikan darahku mendidih, dan menghubungkan saraf-saraf neuron di otakku lebih rekat dari biasanya. Lalu aku bisa apa? Jika memang benar adanya bahwa ketakutan itu benar benar dekat dengan tulang rusukku yang hampir patah, terkandung dalam darahku yang mendidih, dan senantiasa berada tepat pada sambungan neuron di otakku........
Semua orang ingin menjadi dewasa, bukan? Semua orang ingin punya aura kewibawaan yang berlimpah, bukan? Semua orang ingin menunjukkan pada semua orang bahwa mereka adalah orang-orang yang berkualitas, bukan? Ah, Klise.
Semua itu boleh jadi tujuan dari perjalanan bermil-mil kita selama hidup di dunia. Tapi, kebanyakan dari kita tidak tahu bagaimana menuju tujuan yang positif itu dengan jalan yang benar. Kebanyakan dari kita, tahu mana jalan yang seharusnya dilalui, tapi terkadang kita 'merasa' tersesat. 'Merasa' bahwa sepertinya bukan jalan ini yang seharusnya dilalui. Sehingga, mereka yang demikian cenderung memaksakan dirinya untuk memilih jalan lain yang sebenarnya adalah jalan yang membuat mereka benar-benar tersesat menuju tujuan. Itu yang aku alami. Bahkan bagaimana cara berteriak pun aku tidak mampu. Lalu apa yang harus aku lakukan? Menunggu ada orang lain yang juga tersesat, dan mencari jalan bersama? Atau membiarkan diriku mencari jalan keluar sendiri?
Entahlah.....................................

1 November 2013

Tuhan..........

Tuhan, mengapa Kau ciptakan manusia untuk menciptakan beberapa agama? Mengapa sejarah dunia terlalu panjang dan berbelit-belit menceritakan bagaimana suatu agama diciptakan? Mengapa seluruh manusia di muka bumi ini tidak menyembahMu dengan cara yang sama, Tuhan?

Tuhan, Kau tahu bahwa aku selalu menyebut namanya dalam setiap ayat-ayat Mu usai sembahyang ku. Apakah jika aku menyebut nama seorang kristiani dalam ayat-ayat Mu adalah sebuah dosa yang akan ku pertanggungjawabkan nantinya? Apakah jika seorang muslimah mencintai seorang kristiani merupakan suatu kesalahan? Jawablah semua pertanyaanku, Tuhan. Tentang semuanya. Karena Engkaulah sumber kebenaran.

Tuhan, apakah benar jika seharusnya aku mencintai seorang laki-laki yang juga mencintaiMu?
Jika benar, aku yakin aku sudah berada dalam keharusan itu. Setiap minggu, dia selalu menyempatkan waktunya untuk sejenak menyapaMu di gereja. Apa dia termasuk orang yang tidak mencintaiMu? Sama seperti aku. Setiap hari, aku selalu menyempatkan waktuku sejenak untuk bersujud memohon ampunan dari Mu. Apakah aku termasuk orang yang tidak mencintaiMu? Tuhan, aku rasa dia mencintaiMu dengan sepenuh hatinya. Hanya saja dia punya cara lain untuk mencintaiMu. Cara lain yang berbeda dengan apa yang Kau ajarkan kepadaku.

Tuhan, ingin rasanya aku menyerah dan menyandarkan lelahku dalam dekapanMu. Aku lelah mencintai seorang lelaki yang 'kata orang-orang' berbeda. Aku lelah meyakinkan semua orang, bahwa aku dan dia sama-sama mencintai Mu, Tuhan. Jika memang kenyataannya Kau menilai kami tidak mencintaiMu maka hukumlah kami. Namun setelah Kau jatuhkan hukuman itu, buatlah kami semakin mencintaiMu Tuhan.

Kalaupun nantinya Kau tak ijinkan kami bersatu, maka jodohkanlah kami dengan seseorang yang benar-benar mencintai Mu, Tuhan. Jangan Kau perintahkan air mata ini mengalir karena kesedihan. Jadikan air mata yang mengalir ini adalah air mata rasa syukur kami karena keindahan takdirmu. Perkenankan kami bahagia dalam keikhlasan.

Tuhan, jodohkanlah dia dengan wanita yang benar-benar mencintainya dan juga mencintaiMu. Jodohkanlah aku dengan laki-laki yang benar-benar mencintaiku dan juga mencintaiMu. MencintaiMu dengan cara yang sama.......

4 Agustus 2013

He's the right man, but...........

Aku percaya takdir Allah..
Yang menjanjikan bahwa ada saatnya seorang laki-laki menemukan sepotong tulang rusuknya yang hilang. Dan akan ada saatnya pula seorang perempuan yang tercipta dari tulang rusuk laki-laki akan menemukan pemilik tulang rusuk yang akan menjadikannya sempurna. 
Jelaslah aku tidak akan pernah mengerti bagaimana Allah menjadikan semua terasa nyata, bagaimana Dia memutar balikkan perasaanku yang kini sedemikian rapuh, dan mungkin aku tak ingin tau alasan mengapa Allah menciptakan seorang laki-laki yang kini singgah dan akan segera pergi..
Aku percaya..
Setiap perempuan bisa menemukan dimana 'pemiliknya' berada. Yap, pemilik tulang rusuk yang menjadikannya utuh. Dan ketika kamu menawarkan bahumu, aku merasa telah temukan 'pemilikku'. Kamu tau? Aku seperti berada di tempat yang selama ini aku cari. Tempat dimana aku berasal. Dekat dengan dadamu. Dekat dengan tulang-tulang rusukmu. 
Jika memang kamu adalah laki-laki yang menjadi rumah dimana aku akan kembali, terima kasih karena kamu sudah rela kehilangan satu potong tulang rusukmu untuk menciptakan aku. Dan aku akan bahagia jika rumah itu adalah kamu.
Tapi...
Kamu adalah bentuk nyata dari ujian yang akan kuselesaikan. Bagaimana mungkin seorang perempuan yang telah menemukan rumahnya, berkata bahwa ini adalah sebuah ujian? Hm..
Aku ingin mencintai dia karena Mu, ya Allah. Dan aku juga ingin dia mencintaiku karena Engkau.
Ya Allah..
Jika aku dan dia memang tercipta untuk bersatu, aku yakin Engkau dan Tuhan-nya akan memberikan jalan.
Jika aku dan dia memang tercipta untuk bersatu, aku yakin tidak akan ada keluarga yang sedih ketika kami bahagia.
Jika aku dan dia memang tercipta untuk bersatu, aku yakin seberapa jauh aku menghindar aku akan kembali pada rumah yang Kau ciptakan untukku. Dia...

15 Februari 2013

The Day I Fall in Love


Just an ordinary day, started out the same old way. Then I looked into your eyes and knew. Today would be a first for me. The day I fall in love..

On the day I fall in love. Sky will be a perfect blue. And I'll give my heart forever more
To someone who is just like you. At the day I fall in love..

People all say love is wonderful. That the bells will ring, the birds will sing
The skies will open. I wonder where's that great big symphony. Roll over Beethoven, won't you play with me?

And I'll never promise to be true to anyone. Unless it's you, unless it's you. The day I fall in love.. (again)

11 Februari 2013

A phase of change.

Hai! 
Oke, kali ini aku nggak mau nge-posting sesuatu yang galau galau. Karena kalo dipikir pikir umur udah hampir seperlima abad tapi masih galau itu bisa mengurangi presentasi ke-cakep-an. Percaya nggak percaya sik. Sugesti nggak sugesti juga. Tapi gak tau kenapa aku sendiri mengalami kejadian terkutuk ini. Tapi tapi tapi, fine fine aja sih buat remaja ABG jaman sekarang yang notabene udah menjadi suatu kewajaran....... yang nggak lazim.
Nah loh bingung kan? Wajar tapi nggak lazim. Udah nggak usah diambil pusing. Heuheuaue.

Emang sih galau itu wajar. Galau itu salah satu cara kita mengkonversikan perasaan menjadi suatu bentuk ekspresi wajah ataupun dalam bentuk kata-kata yang melankolis. Ada pepatah yang diciptakan oleh salah satu anak abg yang sedang ingin mendadak gaul. Dia bilang kalo, "Nggak galau, nggak gaul". Dan bego nya lagi, salah satu anak kurang gaul kayak aku jadi gampang terpengaruh sama pepatah yang kurang bertanggung jawab macem itu. Saking pengen banget dibilang gaul, akhirnya aku mencoba untuk galau.

Sudah berbulan-bulan menggalau, tapi nggak ada satupun orang yang menyematkan gelar 'anak gaul' buat aku. Sejak saat itu, barulah aku mulai mikir. Usut demi usut, ternyata pepatah "nggak galau, nggak gaul" adalah pepatah yang tidak dapat dipertanggungjawabkan maknanya. Jadi, aku banting sentir dan berpindah haluan ke jalan kebenaran. Jalan dimana kegalauan dihapuskan karena tidak sesuai dengan pri-ke-perasaan. Hualaaah halah.

Setelah fase fase ter-absurdbsbcxvs dalam hidup ini terlewati, ternyata cobaan masih belum berakhir. (Backsound: Tobat - Opick)

Ada nih satu makhluk berumur 18 tahun 1 bulan. Sebut aja Re (nama sebenarnya). Seperti biasa, bukan anak gaul. Kalo dia gaul, kita nggak mungkin saling kenal. Karena anak gaul sama anak nggak gaul itu habitat nya udah beda. Huihihi bukan maksud apa-apa sih, hanya aja kita gak mau cerita kita disamain sama cerita nya ftv yang terkenal dramatis. Misalnya, suatu hari ada cowok gaul kece abis,  tiba-tiba deket aja gitu sama cewek cupu katrok berkacamata minus. So dramatic. Kwuk!

Jujur, aku lebih suka cerita hidupku sendiri daripada cerita drama ftv. Karena the writer of my life stories is God. But the writer of the ftv dramas is just a human. Jadi, bersyukur banget lah ada campur tangan Tuhan di setiap alur cerita kehidupanku yang nggak selalu maju dan nggak selalu mundur. So, thank God! You gave him to me, even though I know it may take just a little while.

6 Februari 2013

Kenyataan dari Sebuah Mimpi

Tiap Malem..
Aku mencoba memejamkan mataku. Tertidur tanpa lelap dan memimpikan kamu......

Orang dulu bilang, "Kalo kita memimpikan seseorang, seseorang yang di mimpi kita itu sedang merindukan kita". Entah orang dulu memang sudah pernah melakukan sebuah observasi untuk mengetahui ke-a-ku-rat-an pernyataan itu atau cuma mitos. 
Yang pasti, kenyataan itu lebih indah daripada sebuah mimpi. 
Kenyataan itu bisa dinikmati lebih lama. Sedangkan mimpi, hanya beberapa jam saja sebelum aku terjaga. 
Kenyataan itu pasti. Mimpi itu semu. 
Sebuah cerita dalam kenyataan bisa dimulai kapanpun, dan diakhiri kapanpun aku mau. Tapi cerita dalam mimpi, selalu memulai dan mengakhiri ceritanya kapan saja, meski aku tak menginginkannya terjadi ataupun berakhir. 

Tapi, keduanya memiliki kesamaan. Sama-sama ada yang manis dan pahit. Kenyataan itu nggak selalu pahit, tapi dibalik kepahitan itu ada hikmah yang akan berbuah manis.
Begitupun dengan mimpi. Mimpi yang manis juga nantinya akan pahit setelah terbangun, kan? 
Intinya, kehidupan itu punya dua sisi yang selalu berdampingan. Dan aku........ Aku hanya bisa menjalani dua sisi yang sudah digariskan Tuhan.

Ya!
Setiap orang selalu menginginkan mimpinya menjadi kenyataan. Tapi dalam ilmu fisika, ada istilah dilatasi waktu yang membatasi keduanya. Membutuhkan energi yang maha dahsyat untuk menjadikan mimpi-mimpi ku yang indah menjadi kenyataan.
Kenyataan yang sama indahnya dengan mimpi-mimpi itu.

Tapi apalah arti sebuah ke-maha-dahsyat-an energi, jika hanya aku yang berusaha mengeluarkan energi-energi yang hingga saat ini masih belum mampu menjadikan mimpi itu menjadi nyata?
Jika hanya aku yang mengeluarkan energi-energi itu sedangkan kamu tidak, maka apakah kamu tidak ingin menjadikan mempi-mimpi itu menjadi nyata seperti apa yang kuinginkan?

Apa yang harus aku lakukan? 
Apa kamu bisa menyarankan sesuatu agar keinginanku bisa ku raih, tanpa bantuanmu?

Ketahuilah, aku tak akan bisa mewujudkan semua keinginan itu tanpa kamu. 
Tapi mana mungkin perempuan yang tidak pernah melintas di pikiranmu ini, tiba-tiba meminta bantuanmu untuk mewujudkan semuanya..........?!????!!!

Apakah aku masih harus menunggu waktu yang selalu akan menjawab semuanya?
Apakah aku harus membuang jauh-jauh keinginan itu untuk diwujudkan?
Aku memprediksikan pertanyaan terakhirku akan kamu jawab dengan satu kata dua huruf, yaitu "Ya"....................

27 Januari 2013

Awal dari Sebuah Akhir

Sebelum 'kisah yang baru' ini dimulai, aku sudah hafal bagaimana membaca sebuah hati. Aku sudah tamat menikmati berbagai jenis hati yang tercipta untuk menyatukan potongan hatiku yang sudah tak utuh lagi. Namun, tak semua hati cocok untuk memperbaiki sebuah hati yang rapuh dan lama tak terjamah. Apalagi hati yang dulunya udah dirusak. Dan hati yang udah rusak belum tentu bisa dicangkokkan untuk hati yang udah rusak juga, kan?

Analogi barusan udah cukup menggambarkan aku sama kamu. Tapi itu dulu. Dulu, kamu datang dalam hidupku dengan membawa luka yang kamu punya. Saat itu, kamu sedang mencari seorang pengganti untuk mengobati luka yang seakan-akan membuatmu sekarat. Dan seakan-akan pula kamu mempercayakan aku untuk menggantikan orang terdahulu yang memberimu luka itu. Hmmm bodohnya lagi, aku mempercayai kata 'seakan-akan' yang telah aku buat sendiri. Itu hanya sebuah perumpamaan yang klise. Mungkin akan lebih dimengerti lagi jika aku mengatakan bahwa, "aku sudah salah mengartikan perhatianmu


Kamu tau nggak? Coba kamu luangkan waktu mu sebentaaaarrr aja. Coba kamu pikir, gimana hatiku yang sudah terlanjur mengharapkan hatimu untuk 'menyambungkan potongannya', tapi kenyataannya hanya cuma sebuah ilusi yang sampai sekarang belum bisa ku raih.............................

Penyataan barusan itu cuma ungkapan kata-kata ironi yang mungkin sulit kau pahami. Namun ketahuilah, mengartikan perhatian yang selama ini kamu kasih buat aku itu lebih sulit dari apapun. Sampai sampai aku salah kan mengartikan semuanya?

Maaf, karena selama ini aku sudah salah memahami. Maaf pula aku tidak menyempatkan waktuku menyampaikan semuanya ke kamu. Tapi kamu harus tau, semua ini telah berakhir.


Tuhan sudah menjanjikan bahwa, "Akan ada sebuah awal setelah sebuah akhir berlalu". Dan kamu tau? Janji Tuhan itu nyata.


Aku dan kamu  (kita) memang nggak punya ribuan kenangan.  Tapi aku bersyukur bisa mengenal orang yang salah seperti kamu. Dengan mengenal orang yang salah, aku bisa belajar bagaimana agar aku tidak jatuh pada lubang yang sama. Dengan mengenal kamu, aku memahami jika suatu hari nanti akan ada sebuah hati yang akan menyatukan hatiku yang telah hancur. Dan suatu hari nanti pula, akan ada sebuah hati yang akan menyatukan hatimu kembali...


Mungkin setelah ini tiada kata "kamu" lagi dalam catatanku. 

Setelah "kamu", aku akan mengawali kisah yang baru dengan kata "dia"...

7 Desember 2012

Mengapa bukan kamu?

Mungkin memang benar bahwa tak selamanya hitam itu gelap. Putih itu terang. Dan indah itu pelangi. Buktinya, aku tidak bisa melihat kebenaran dalam sisi yang terang. Juga tak mampu melihat keindahan pada garis-garis pelangi. Hanya satu kata yang ingin kutanyakan padamu.....
"Mengapa?"
"Mengapa bukan kamu yang menjadi putih dalam hitamku?"
"Mengapa bukan kamu yang menjadi pemanis dalam pahitku?"
"Mengapa bukan suara nyaringmu yang menjadikan sepiku terlelah?"
"Mengapa bukan hela nafasmu yang menjadikan paru-paru dalam dada ku sejuk?"
"Mengapa bukan kamu yang membuat segalanya menjadi benar dan begitu nyata?"

Sebegitu sulitkah kamu menjawab semua pertanyaan ku? Sampai kapan lagi kamu diam?

Karena aku terlalu lelah bertanya. Dan aku sudah terlalu jemu menanti jawaban yang sebenarnya bisa ku jawab sendiri.

"Karena semua terlihat hitam, jika putih itu bukan kamu"

"Karena semua terasa pahit, jika manis itu bukan senyummu"
"Karena semua terdengar samar, jika nyaring itu bukan suaramu"
"Karena semua menyesakkan, jika kesegaran itu tak kurasakan dari nafasmu"
"Karena semua yang kuraba itu salah, jika kebenaran itu bukan kamu"

21 Oktober 2012

A different between.............

Hai bloggeeeer~
Long time no write here!!! Rasanya sih pengen banget nulis blog tiap hari, biar dapet reward dari bupati Inggris lah minimal. Tapi apa daya, tugas dari kampus itu ibarat air terjun. Yap, gak pernah berhenti mengalir-_-
By the way, aku itu termasuk golongan manusia yang emang bener-bener nggak tau diri ya. Gimana enggak, blogger yang susah susah diciptain sama orang-orang bule di luar sana; muter-muter otak untuk ngubah tampilan blogger; cuma aku jadikan sebagai ajang "penyampahan". Jadi buat kalian yang agak-kurang-gaul, "penyampahan" itu adalah suatu kegiatan tidak bermanfaat dalam rangka membuang waktu disertai penyampaian isi hati di kala itu. Kalo kalian yang agak-kurang-gaul, apalagi agak-kurang-pinter memahami kata-kata seorang amatir kayak aku, saran ku sih jangan capek-capek muter otak kalian deh. Karena bentar lagi aku mau ngasih contoh real nya:

Jadi pada suatu hari ada seorang gadis yang cupu. Sebut saja Bunga (nama disamarkan). Tidak ada yang spesial dari gadis ini. Pesona, aura, inner beauty nya juga biasa saja. Namun, ditengah ketidak-sempurnaannya itu, gadis berumur 18 tahun itu memiliki sahabat laki-laki yang selalu ada saat bunga sedang senang maupun sedih. Sebut saja Sueb (nama dikeramatkan). Karena adanya Sueb, bunga tidak terlalu hampa tanpa adanya seorang kekasih. 
Namun, dalam rangka menghindari kata "munafik", Bunga juga tak ingin kalah dari teman-temannya yang sudah memiliki seorang gebetan (sebut: calon pacar). Sudah lama bunga menunggu dan mengidam-idamkan calon pacarnya itu, sebut saja Pi'i (nama dirahasiakan). Pi'i bukan merupakan lelaki yang tampan, pintar, maupun modis, namun Pi'i adalah lelaki idaman wanita (bahasa gaul: cokiber / cowok kita bersama). Entah apa yang membuat wanita tertarik dengan Pi'i. Namun menurut Bunga, Pi'i adalah sosok yang berwibawa dan jujur. 

Nah, pengenalan tokoh nya udah sekarang konflik ceritanya. Setelah 1 tahun Pi'i mendekati Bunga dan Bunga pun merespon maksud dan keinginan Pi'i, terjadilah suatu konflik. Konfliknya adalah Pi'i mengira Bunga dan Sueb menjalin hubungan yang lebih dari sahabat. Akhirnya, Pi'i menjauh pelan-pelan dari Bunga. Setelah kepergian Pi'i dari kehidupan Bunga, ia pun sangat sedih. Selesai..........................

Simple ya. Tapi ini yang aku alami huehaueahuae..
Cuma ngasih tau aja sih, dimana-dimana perasaan sayangnya ke temen sama sayangnya ke orang yang spesial itu udah jelas beda. Sudah ada klasifikasi nya sendiri-sendiri. Kalau ditanya seberapa besar kadarnya juga nggak bisa. Ibarat membedakan kecoak Madagaskar, sama serbet Mexico. Karena teman itu tak terhingga dan orang spesial itu selamanya.