Analogi barusan udah cukup menggambarkan aku sama kamu. Tapi itu dulu. Dulu, kamu datang dalam hidupku dengan membawa luka yang kamu punya. Saat itu, kamu sedang mencari seorang pengganti untuk mengobati luka yang seakan-akan membuatmu sekarat. Dan seakan-akan pula kamu mempercayakan aku untuk menggantikan orang terdahulu yang memberimu luka itu. Hmmm bodohnya lagi, aku mempercayai kata 'seakan-akan' yang telah aku buat sendiri. Itu hanya sebuah perumpamaan yang klise. Mungkin akan lebih dimengerti lagi jika aku mengatakan bahwa, "aku sudah salah mengartikan perhatianmu"
Kamu tau nggak? Coba kamu luangkan waktu mu sebentaaaarrr aja. Coba kamu pikir, gimana hatiku yang sudah terlanjur mengharapkan hatimu untuk 'menyambungkan potongannya', tapi kenyataannya hanya cuma sebuah ilusi yang sampai sekarang belum bisa ku raih.............................
Penyataan barusan itu cuma ungkapan kata-kata ironi yang mungkin sulit kau pahami. Namun ketahuilah, mengartikan perhatian yang selama ini kamu kasih buat aku itu lebih sulit dari apapun. Sampai sampai aku salah kan mengartikan semuanya?
Maaf, karena selama ini aku sudah salah memahami. Maaf pula aku tidak menyempatkan waktuku menyampaikan semuanya ke kamu. Tapi kamu harus tau, semua ini telah berakhir.
Tuhan sudah menjanjikan bahwa, "Akan ada sebuah awal setelah sebuah akhir berlalu". Dan kamu tau? Janji Tuhan itu nyata.
Aku dan kamu
Mungkin setelah ini tiada kata "kamu" lagi dalam catatanku.
Setelah "kamu", aku akan mengawali kisah yang baru dengan kata "dia"...
0 Comment:
Posting Komentar