29 Desember 2011

Wejangan.

Dalam situasi yang sebenernya, aku sama ayah emang "njowo-an". Karena aku orangnya nasionalis dan bangga terhadap Bahasa Indonesia, aku mencoba menerjemahkannya.

A : Yah, ayah dulu pernah nggak suka sama cewek? Orangnya cantik?
B : Pernah. Nggak cantik, tapi menarik. 
A : Ayah sayang sama dia? Terus ayah udah bilang sayang sama orang itu?
B : Ayah nggak berani, vir. Masalahnya kalau dulu mau pacaran sama anak orang itu kan harus punya bekal materi dulu.
A : Lho kok gitu? Aneh!
B : Ya itu bedanya jaman dulu sama jaman sekarang. Kalau dulu, mau pacaran sama anak orang ya harus punya materi yang cukup untuk menuju ke jenjang selanjutnya.
A : Masa kalau udah pacaran harus langsung nikah? 
B : Ya kebanyakan gitu. Ayah juga sungkan kalau ayah sampai menyakiti perasaan anak orang. Gak baik itu, vir.
A : Wih wih! Katanya kan dulu mbah kung itu cuma orang biasa, kalo gitu waktu SMA kan ayah nggak punya materi lebih. Berarti ayah nggak pernah pacaran?
B : Ya ndak, vir! 
A : Sekarang aku nggak punya kecukupan materi. Berarti aku nggak boleh suka sama cowok dong?
B : Kamu kan perempuan. Situasinya sudah beda dengan situasi yang ayah alami. Suka sama orang itu hak mu. Tapi kalau orang yang kamu suka itu nggak suka sama kamu, itu juga hak dia. Kamu ataupun dia nggak boleh saling memaksakan kehendak. Itu bisa merusak pertemananmu sama dia juga.
A : Kata temenku ya yah, kalau aku lagi suka sama cowok itu harus cepet-cepet diungkapin. Biar nggak nyesek terus terusan. Biar cowok yang aku suka itu nggak berpaling ke orang lain. Temenku bener nggak?
B : Ada benernya juga. Tapi kamu harus hati hati, kalau kamu siap menjalin hubungan tingkat anak SMA, kamu juga harus siap untuk sakit hati.
A : Yaudahlah ada benernya juga ya yah kalau aku sekarang nggak pacaran sama siapa siapa!
B : Kamu salah pengertian. Pacaran tingkat anak SMA itu cuma nambah pengalaman dan wawasanmu aja biar kedepannya nanti kamu lebih dewasa memilih calon-calon suami dan ayah untuk anak anakmu. Intinya pacaran tingkat anak SMA itu hanya tahapan menuju suatu kedewasaan aja.
A : Tapi kalau ujung ujung nya sakit hati? Jadi males yah!
B : Lho, sakit hati itu juga biar kamu jadi lebih dewasa, vir! Waktu sakit hati itu kan emosimu lagi labil dan sedang diuji sama Allah. Apakah kamu mampu atau tidak melewati masa-masa sulit ini. Kalau kamu mampu, berarti kamu tambah dewasa. Kalau kamu tidak mampu, ya kamu masih jadi remaja labil.
A : Kok jadi serba salah gitu se yah? Terus aku harus gimana sekarang?
B : Kalau pacaran tingkat anak SMA itu jarang ada yang bener bener serius dan tidak beresikokan sakit hati bagi yang menjalankannya. Daripada sakit hati, mending kamu pacarannya kalau udah jadi orang aja!
A : *kemudian hening*

*Tembok-tembok retak*

*Kaca meja pecah*

*Berasa ada di tepi jurang*

Tapi wejangan-wejangan Ayah bener semua. Dari cerita ayah aku juga belajar gimana arti menghargai  perasaan orang sampai memahami perasaanku sendiri. 
Thanks yah! Simple words but meaningful! ({})

22 Desember 2011

Flying with the wind

I'm writing based on my experiences. Whatever I thought, i really don't care. Just followed my heart, as long as i could have some kind of happiness over the tears which doesn't still go away from me. If you ask me that am I still live in my past, I'll admit it. I was still there. However if you ask me what the reasons, so pardon me i can't describe that. Cause i don't know why. That's simple right? All i knew was there weren't one prince who helped me get out from there and follow him landed just to stop over while in my smiling time.


But, that was my past. You know what! I feel something else comes slowly in my better life. Came like a blast of wind which can't be touched but can be felt it. I still doubt that blast of wind which i felt there was real or just a fiction. However, I tried to follow where they lead by continuing to feel some breaths of it to penetrated my soul.


I continued to follow some directions of that blast wind. Although I don't know whether he knew or not why i followed him quietly. I didn't hope if that wind take me to somewhere i dreamed of. Such a wonderful places, brighter than here, and very fun scenery. I wouldn't blame if the next time after, I will carried by him over to a contrast place of my wishes should be.


Maybe once in a while, I have to be careful with that wind. I can be hurt and being sick if that was a kind of bad wind. But, I could fly with him,  if he was such a good wind which wanted to be a good friend with me. Of course, i don't want the bad things happen to me. I wish i can fly with that wind which followed by me. Despite I ever felt the pain because I had follow the blowing winds and I ever felt some happiness when I can fly with him.

10 Desember 2011

8 Desember 2011

Hampa.

Bersandar kekuatan pada tarian warna pelangi
Sepi bernyanyi malam dalam sajadah rinduku
Selama matamu bagiku masih menengadah
Selama darahmu mengalir dari luka
Disitulah relung jiwaku bergema nyanyikan lagu tanpa kata.


Gerimis mempercepat kelam
Dan kelopak dedaunan menimbulkan muram
Rasakan peristirahatan panjang bagai raga dalam kesunyian makam.
Serta kedamaian bagi jiwa dalam sumur keabadian.


Kau ceritakan padaku bahwa cinta adalah kegelapan
Kutawarkan padamu sayap-sayap di atas gelombang yang mengamuk
Bangunlah! Karena sunyi telah menghentikan derap kaki kuda dan langkah para pejalan kaki.
Dan rasa kantuk telah memeluk roh setiap hamba
Sementara aku terbangun sendiri dengan rasa rindu yang membukakan kertas surat tidurku.


Pikiranku berhias kenangan yang menyingkap keburaman senja
Keletihan pagi dan kegundahan malam.
Timbulkan mimpi-mimpi kebimbangan melanda serpihan yang lemah
Dan aku mendengar rintihan pahitnya.


Kini kau menjadi suatu lingkaran cahaya
Di sekeliling matahari yang tiada berawal dan tiada berakhir
Melingkari semua yang ada
Membuat segalanya damai dalam keabadian.


Ketahuilah!
Sebelumnya aku hanya mendengar jeritan di telingaku yang bodoh dan sia-sia.
Tapi sekarang aku belajar mendengar keheningan.
Yang bergema dan melantunkan lagu dari zaman ke zaman.
Menyanyikan nada langit dan menyingkap tabir kerinduanku...