Sepi bernyanyi malam dalam sajadah rinduku
Selama matamu bagiku masih menengadah
Selama darahmu mengalir dari luka
Disitulah relung jiwaku bergema nyanyikan lagu tanpa kata.
Gerimis mempercepat kelam
Dan kelopak dedaunan menimbulkan muram
Rasakan peristirahatan panjang bagai raga dalam kesunyian makam.
Serta kedamaian bagi jiwa dalam sumur keabadian.
Kau ceritakan padaku bahwa cinta adalah kegelapan
Kutawarkan padamu sayap-sayap di atas gelombang yang mengamuk
Bangunlah! Karena sunyi telah menghentikan derap kaki kuda dan langkah para pejalan kaki.
Dan rasa kantuk telah memeluk roh setiap hamba
Sementara aku terbangun sendiri dengan rasa rindu yang membukakan kertas surat tidurku.
Pikiranku berhias kenangan yang menyingkap keburaman senja
Keletihan pagi dan kegundahan malam.
Timbulkan mimpi-mimpi kebimbangan melanda serpihan yang lemah
Dan aku mendengar rintihan pahitnya.
Kini kau menjadi suatu lingkaran cahaya
Di sekeliling matahari yang tiada berawal dan tiada berakhir
Melingkari semua yang ada
Membuat segalanya damai dalam keabadian.
Ketahuilah!
Sebelumnya aku hanya mendengar jeritan di telingaku yang bodoh dan sia-sia.
Tapi sekarang aku belajar mendengar keheningan.
Yang bergema dan melantunkan lagu dari zaman ke zaman.
Menyanyikan nada langit dan menyingkap tabir kerinduanku...
0 Comment:
Posting Komentar