Pernah nggak kamu dijanjiin atau diiming-imingi sesuatu yang indah sama orang yang kamu harapakan? Seneng banget kan? Bahagia? Terharu? Kayak terbang gitu atau gimana? Kalau aku ya, nggak bisa diungkapin sama kata-kata pokoknya. Tau nggak "janji palsu" mu itu sempet bikin aku melayang. Tapi cuma bentar, habis gitu langsung jatuh. Muehehe.
Bisa dikatakan aku berhasil memendam rasa sakit akibat "jatuh" tadi dengan caraku sendiri. Ya, memang hanya waktu yang bisa bantu aku bertahan. Bukan siapa-siapa bukan apa-apa. Berat. Sakit. Capek. Nelangsa. Terkoyak. Macem-macem. Aku nggak menyalahkan siapa siapa. Karena kita sama sama salah. Tau nggak salahmu apa? Kamu salah karena udah membuat janji janji itu ada. Membuat aku semakin berharap. Lalu membuat aku semakin sakit menanggung resikonya.
Kalau aja aku udah tau kalau janji itu hanyalah omong kosong. Andai aja dulu aku yakin kalau janji itu adalah harapan yang hanyalah sebuah harapan. Pasti rasanya nggak sesakit ini ya. Meskipun aku adalah tipe anak yang "menter" tapi sementer-menter nya aku, pasti akan jatuh juga :'>
Aku mencoba mengkaitkan analisis persoalanku dengan persoalan yang dialami sama temen baikku. Inti permasalahannya adalah temen baikku ini baru menjalin hubungan dengan seorang laki-laki yang baru dekat dengannya selama 3 hari. Sebelumnya, memang laki-laki ini pernah dekat dengan teman perempuannya. Sampai akhirnya mereka mengikatkan diri mereka diatas sebuah janji dan bla bla bla~ Tapi dalam jangka waktu yang pendek pula laki-laki yang sekarang ini sedang menjalin hubungan dengan teman dekatku ini mengingkari janjinya dan berani menjalani hubungan dengan teman baikku ini.
Tentulah ada saja permasalahan yang dialami mereka. Salah satunya, pacar teman baikku ini masih belum bisa melupakan mantan teman dekatnya dahulu. Dan timbullah rasa ketidakpercayaan dari teman baikku kepada kekasihnya serta teman baikku ini sedang membenci "mantan" teman dekat kekasihnya itu.
Hey, sadar nggak? Sekarang aku sedang berada di posisi mantan teman dekat kekasihmu lho. Hahaha. Kadang aku benci sama sahabat baikku sendiri karena keberadaan sisi antagonisnya. Satu sisi dimana dia lebih respect dengan apa yang dia rasakan sendiri daripada apa yang sedang dirasakan mantan teman dekat kekasihnya. Egois. Jahat.
Mungkin sahabat dekatku masih belum menyadari bahwa "AKU DAN MANTAN TEMAN DEKAT KEKASIHNYA ITU SAMA SAMA NGGAK BISA MEMBEDAKAN MANA YANG JANJI MANA YANG SEKEDAR BUALAN. AT LEAST IT WAS SO HURT US!"
1 Maret 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mar, aku kok nggak mudeng sih???
BalasHapus"mantan teman dekat kekasihmu"
"mantan teman dekatnya dahulu"
"mantan teman dekat kekasihnya "
"laki-laki ini pernah dekat dengan teman perempuannya"
Sorry ya Mar, aku nggetu bacanya. Abis penasaran puoooooll
Coba diresapi lagi fin!
BalasHapusAwakmu kurang nggetu berarti mocone =))