If you need a reason why i left you, i will say, "I'm leaving, cause you never ask me to stay"
If you ask me why do i love you stupidly, i just say, "I don't know why cause i'm stupid"
Ya, aku emang cukup bodoh untuk dibodohi oleh manusia sepintar dia. Dia pintar membuat aku sebodoh ini. Dia pintar membuat aku berharap. Dia pintar membuat aku cemburu. Dia pintar menyusun sebuah cerita cinta segitiga dengan aku sebagai tokoh antagonisnya.
Bentar deh ya, bukannya dulu itu aku yang jadi tokoh protagonisnya ya? Aku selalu menjadi pihak yang benar, berparas elok, dan diagung-agungkan oleh keberuntungan. Terus bukannya dulu si itu jadi tokoh antagonisnya ya? Dia yang egois, jahat, parasit, dan oportunis. Ya kan?
Tapi rupanya roda kehidupan sedang aktif berputar ya bung. Coba liat situasi yang sekarang! Aku sekarang yang jadi egois, jahat, parasit dan oportunis. Lalu dia berhasil merebut posisi keberuntunganku, menjadi orang yang cantik dan berarti dimatanya, dan yang terakhir dia selalu menjadi kebenaran dari apa yang dia harapkan sebelumnya.
Aku tidak akan pernah tahu kapan situasi seperti ini akan segera berakhir. Entah akan berakhir bahagia pada pihak ku atau pada pihak nya. Seandainya rasa ini sekalipun telah pergi, apa aku salah jika aku masih mengharapkan suatu kebahagiaan dari rasa yang telah pergi itu? Meskipun rasa itu sekalipun telah hilang, aku akan menghindar dari perasaan indahnya mencintai seseorang yang pertama kali singgah dan berlabuh dalam sekejab. Meski tak terucap, meski dalam hati saja :')
17 Maret 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Comment:
Posting Komentar